Sabtu, 25 Agustus 2007

Gemuk Tapi Sehat, Mungkinkah?

Oleh : Ade Rai - Health Ambassador & Fitness Motivator


Banyak acuan yang diajukan oleh berbagai pakar kesehatan, seperti acuan Indeks Massa Tubuh, Rasio Lingkar Perut dan Pinggul, maupun Berat Badan Ideal. Semuanya sah-sah saja. Akan tetapi, menurut pandangan dan pengalaman yang ada, Kadar Lemak adalah indikator yang paling tepat untuk menentukan gemuk tidaknya seseorang.


Menurut statistik 80% orang yang masuk dalam kategori berat badan ideal masih memiliki kadar lemak tubuh di atas normal, yang berarti 80% orang yang memiliki berat badan ideal ternyata masih masuk dalam kategori orang yang gemuk. Yang berarti, 80% orang yang memiliki berat badan ideal masih tidak terlepas dari risiko tinggi mengidap penyakit seperti: serangan jantung, kanker, diabetes, dan stroke.


Lalu kalau sudah dalam keadaan seperti ini, masih mungkinkah seorang yang kelebihan berat badan untuk hidup sehat? Ya, mungkin dalam keadaan sehari-hari, tubuh yang gemuk bisa sehat-sehat saja. Tetapi tidak dapat dipungkiri,tubuh yang gemuk adalah tubuh yang mudah lelah, cepat sesak nafas, mudah kehilangan konsentrasi, dan tak tertutup kemungkinan lemak dan kolesterol juga telah banyak menumpuk dan membebani kerja organ penting dalam tubuh seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, pankreas, dan hati.


Dalam suatu penelitian, seorang wanita gemuk yang malas berolahraga, banyak konsumsi softdrink, banyak tidur, dan sering mengkonsumsi fast-foods memiliki tubuh yang rata-rata 14 tahun lebih tua dari usia kalendernya.


Dengan fakta dan konsiderasi di atas, masih mungkinkah orang yang gemuk untuk memiliki tubuh yang sehat? Dan pertanyaan yang lebih penting lagi, bagi mereka yang menyadarinya, sampai kapankah akan menjalani gaya hidup seperti itu?


"The quality of your character is determined by the height of adversities you have conquered."
(Kualitas dari karakter Anda ditentukan oleh tingginya halangan yang telah Anda taklukkan)

Tidak ada komentar: